[univ-bhi.ac.id] – Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Bhakti Husada Indonesia sukses menggelar sebuah Focus Group Discussion (FGD) tentang Evaluasi Pemanfaatan Dana Desa Untuk Kesehatan Indonesia. FGD yang diselenggarakan pada tanggal 13 Februari 2025 ini bekerjasama dengan Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Indonesia diikuti pula oleh berbagai pemangku kepentingan, termasuk akademisi, praktisi kesehatan, serta perwakilan dari pemerintah daerah.
FGD kali ini mengangkat tema “Evaluasi Pemanfaatan Dana Desa Untuk Kesehatan Indonesia“. Dana Desa merupakan salah satu kebijakan strategis untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat, terutama di bidang kesehatan. Oleh karena itu, kami ingin memastikan bahwa dana ini benar-benar dimanfaatkan dengan tepat untuk pembangunan fasilitas kesehatan, pencegahan penyakit, serta peningkatan kapasitas tenaga medis di tingkat desa.”

Fitri Kurnia Rahim. SKM.,MPHM, Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Bhakti Husada Indonesia menyampaikan, “Diskusi ini merupakan bentuk dari kerjasama yang terjalain dalam proses penelitian antara Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Indonesia dengan Prodi S1 Kesehatan Masyarakat Universitas Bhakti Husada Indoneisa. Forum ini juga merupakan kesempatan penting untuk bersama-sama merumuskan kebijakan dan program yang dapat mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan yang lebih baik. Kesehatan masyarakat adalah tanggung jawab bersama, dan sinergi antara dunia pendidikan, pemerintah, dan masyarakat sangat diperlukan.”
Para peserta FGD juga membahas tantangan yang dihadapi oleh pemerintah dalam mengelola Dana Desa untuk sektor kesehatan, Selain itu, ada pula pembahasan mengenai dampak positif yang sudah tercapai, seperti peningkatan angka imunisasi, pembangunan Posyandu, serta penyediaan sarana kesehatan yang lebih baik di desa.
Salah satu rekomendasi utama yang muncul dalam diskusi adalah perlunya pendampingan dan pelatihan lebih lanjut bagi aparatur desa mengenai perencanaan dan pengelolaan anggaran kesehatan. Selain itu, penting juga untuk melibatkan masyarakat desa dalam setiap tahap perencanaan dan pelaksanaan program kesehatan, agar lebih sesuai dengan kebutuhan riil di lapangan.
Sebagai tindak lanjut dari FGD ini, diharapkan akan ada langkah-langkah strategis untuk memperkuat pemantauan dan evaluasi terkait penggunaan Dana Desa di sektor kesehatan, serta peningkatan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaannya. Selain itu, berbagai rekomendasi untuk meningkatkan sistem pelayanan kesehatan berbasis masyarakat juga disusun. Para peserta sepakat bahwa kolaborasi antara lembaga pendidikan, pemerintah, dan sektor swasta perlu diperkuat untuk menghadirkan solusi yang lebih efektif dalam mengatasi masalah kesehatan masyarakat, terutama di daerah-daerah dengan keterbatasan akses layanan kesehatan.


Diharapkan, hasil dari FGD ini akan menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan kebijakan kesehatan serta pengembangan kurikulum pendidikan kesehatan masyarakat yang lebih relevan dengan kebutuhan masyarakat saat ini. FGD ini juga diharapkan dapat mempererat hubungan antara universitas, sektor kesehatan, dan pemerintah daerah, serta mendorong terwujudnya program-program inovatif yang mendukung kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.